Bey Machmudin dan Tiga Menteri Luncurkan Program Penanganan PPKS Perkotaan
Program ini melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman. Fokus utama program adalah merelokasi masyarakat miskin ekstrem dari kawasan tidak layak huni ke rumah susun, yakni Apartemen Transit Rancaekek dan Rusunawa Solokan Jeruk.
Selain tempat tinggal, para peserta program akan mendapatkan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kemandirian dan membantu mereka keluar dari kemiskinan.
“Program ini adalah bentuk sinergi antara Pemda Provinsi Jabar dan banyak pihak, termasuk tiga kementerian, pemerintah kota/kabupaten, pihak swasta, Baznas, perguruan tinggi, dan masyarakat sipil,” ujar Bey.
Tahap Pertama:
Relokasi dan Pembinaan Sebanyak 98 Kepala Keluarga (KK) atau 384 jiwa menjadi peserta tahap awal program ini. Kota Bandung menyumbang 33 KK, Kota Cimahi 15 KK, yang akan direlokasi ke Apartemen Transit Rancaekek. Sedangkan Kabupaten Bandung menyumbang 50 KK yang menempati Rusunawa Solokan Jeruk.
Di rumah susun, mereka akan menjalani pembinaan intensif, termasuk pelatihan keterampilan sesuai minat dan bakat, serta pendampingan untuk mandiri dalam bekerja maupun berwirausaha.
“Selain mendapatkan hunian, mereka juga akan menerima bantuan uang Rp840.000 per KK per bulan dari Pemprov Jabar, Rp600.000 per jiwa dari Baznas, serta Rp1.000.000 per KK untuk perlengkapan keluarga,” tambah Bey.
Para peserta juga akan dimasukkan ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk mendapatkan akses perlindungan sosial, seperti PKH, KIP, BPNT, serta BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
Penataan Kawasan Kumuh di Kolong Flyover:
Program ini juga melibatkan penataan kawasan kumuh di bawah Flyover Mochtar Kusumaatmadja, Kota Bandung. Kawasan tersebut yang sebelumnya menjadi tempat tinggal ilegal, TPS, dan bangunan liar, kini disulap menjadi taman bermain anak, ruang olahraga, dan taman kota dengan pengelolaan zero waste.
“Kawasan ini kini dikelola dengan TPS3R, pengembangan maggot, dan komposting,” kata Bey.
Apresiasi Menteri dan Kolaborasi Gotong Royong:
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, memuji semangat gotong royong dalam implementasi program ini. “Ini adalah puncak dari proses panjang yang melibatkan banyak pihak,” ujarnya.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, juga mengapresiasi penggunaan dana APBN, APBD, zakat, dan CSR perusahaan untuk membantu masyarakat miskin.
Sementara itu, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Kami tidak hanya menjadi koordinator, tapi juga kolaborator bersama pemerintah, lembaga, dan dunia usaha,” ungkap Agus.
Harapan Transformasi Hidup PPKS:
Bey Machmudin berharap program ini tidak hanya menyediakan hunian layak, tetapi juga mampu mentransformasi kehidupan para PPKS menjadi individu yang disiplin, terampil, dan mandiri.
Program Penanganan PPKS Perkotaan ini menjadi salah satu bukti nyata kolaborasi multisektor dalam mengatasi kemiskinan ekstrem di wilayah perkotaan.(TIM).
Posting Komentar