Warga Cipamokolan Kecewa Lurah Tito Tak Hadir Dalam Audiensi Penolakan Gereja
KOTA BANDUNG,RAJINDONEWS – Ketidakhadiran Lurah Cipamokolan, Bapak Tito Prihatin, dalam audiensi penolakan pembangunan Gereja Santo Antonius di wilayah tersebut menuai kekecewaan dari warga. Pertemuan yang digagas oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kelurahan Cipamokolan, Drs. H. Tatang, ini bertujuan untuk mencari solusi atas konflik horizontal yang muncul di tengah masyarakat terkait polemik tersebut.
Audiensi yang berlangsung di Aula Kelurahan Rancasari, Kamis (19/12/2024), dihadiri oleh warga, tokoh masyarakat, Ketua RW, serta staf dari RW yang mendukung upaya penolakan pembangunan gereja. Hadir pula Sekretaris MUI Kecamatan Rancasari, Bapak Ustaz Syihab. Sayangnya, Lurah Tito kembali absen dalam agenda penting ini, sehingga warga merasa kurang mendapat perhatian dari pemimpin wilayah mereka.
Ketua RW 01, Bapak Dedi, mengungkapkan adanya dugaan penyimpangan dalam proses perizinan pembangunan gereja. "Saat masih menjadi Ketua RT 03, saya menemukan beberapa KTP pendukung yang bukan warga asli Cipamokolan tercantum dalam daftar dukungan. Bahkan, ada indikasi gratifikasi kepada sejumlah warga yang memberikan dukungan," ujarnya. Hal ini memicu pro-kontra di masyarakat dan membuat hubungan antarwarga menjadi tidak harmonis.
Dalam audiensi tersebut, Ketua LPM Cipamokolan, Bapak Asep S. Adji, memaparkan perjalanan panjang upaya penolakan warga yang telah disampaikan kepada Lurah Cipamokolan dan Camat Rancasari sejak 2022.
"Hingga saat ini, upaya kami tidak mendapatkan perhatian serius. Bahkan, saat ini sudah ada proses pemasangan paku bumi di lokasi, yang menandakan bahwa aspirasi warga seolah-olah diabaikan," ungkap Asep.
Sebagai tokoh agama, Drs. H. Tatang menegaskan pentingnya mendengar aspirasi warga untuk menghindari konflik horizontal yang lebih luas. "Kami dari MUI berusaha memfasilitasi pertemuan ini sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk meredam keresahan masyarakat. Namun, sayangnya, kehadiran Lurah sangat dibutuhkan untuk memberikan solusi konkret," kata H. Tatang.
Warga Cipamokolan berharap agar pemerintah setempat, terutama Lurah Tito dan Camat Rancasari, segera memberikan perhatian serius terhadap permasalahan ini. Dialog yang lebih intensif dan solusi yang adil diperlukan untuk mengakhiri polemik yang telah berlangsung lama.
Konflik ini menunjukkan pentingnya peran pemimpin wilayah dalam menjaga keharmonisan dan memberikan solusi atas persoalan yang meresahkan masyarakat. Ketidakhadiran dan minimnya respons dari pihak pemerintah hanya akan memperburuk situasi.***
Sumber: Audiensi Warga Cipamokolan, Aula Kelurahan Rancasari, 19 Desember 2024.
Posting Komentar