TNI dan ADF Gelar FTX Bhakti Kanyini Ausindo 2025 di Lebak, Wujud Sinergi untuk Kemanusiaan
LEBAK,BANTEN RajindoNews.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Australian Defence Force (ADF) secara resmi membuka Fase Kedua Field Training Exercise (FTX) dalam rangka Latihan Gabungan Bersama Terpadu (Latgabma Pad) Bhakti Kanyini Ausindo 2025, yang berlangsung mulai 27 hingga 30 Oktober 2025 di wilayah Lebak, Provinsi Banten.
Pembukaan latihan ditandai dengan upacara resmi yang dipimpin oleh Danrem 064/Maulana Yusuf, Brigjen TNI Edi Saputra, S.I.P., M.Han., bertempat di Lapangan Dagul, Bayah, Lebak Selatan, Banten, Senin (27/10/2025).
Fase FTX kali ini difokuskan pada peningkatan interoperabilitas, komunikasi lintas institusi, serta koordinasi terpadu antara TNI dan ADF. Melalui skenario simulasi penanggulangan bencana, para peserta dari kedua negara berlatih dalam satu sistem komando terintegrasi untuk memperkuat kecepatan, ketepatan, dan sinergi dalam menjalankan operasi kemanusiaan.
Danrem 064/MY menegaskan bahwa latihan tersebut merefleksikan wajah baru TNI yang profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif, serta berorientasi pada kepentingan rakyat, bangsa, dan perdamaian dunia.
"Latihan ini bukan semata peningkatan kemampuan teknis, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan empati, saling menghormati, dan rasa saling percaya antar prajurit dua negara sahabat," ujar Brigjen Edi Saputra.
Ia menambahkan bahwa TNI selalu siap menjadi kekuatan yang hadir untuk rakyat, untuk kemanusiaan, dan untuk dunia yang lebih baik.
"Indonesia dan Australia berdiri berdampingan dalam semangat persahabatan, bekerja bersama untuk membangun dunia yang lebih tangguh dan damai," tambahnya.
Latihan Bhakti Kanyini Ausindo 2025 menjadi simbol nyata kemitraan strategis antara TNI dan ADF dalam memperkuat kesiapsiagaan serta kemampuan tanggap darurat terhadap bencana. Selain itu, kegiatan ini mempererat kerja sama kemanusiaan dan persahabatan regional di kawasan Indo-Pasifik.
Nama Bhakti Kanyini yang bermakna pengabdian tulus, mencerminkan semangat kemanusiaan dan kepedulian lintas batas. Latihan ini menjadi pengingat bahwa kekuatan militer sejati tidak hanya diukur dari kemampuan bertempur, tetapi juga dari kesiapan untuk melindungi, membantu, dan melayani masyarakat saat menghadapi bencana alam.
Kegiatan turut dihadiri oleh pengamat militer dari Amerika Serikat dan Timor-Leste, serta melibatkan berbagai lembaga nasional seperti BNPB, BPBD, BASARNAS, POLRI, dan PMI. Kehadiran berbagai unsur ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kolaborasi lintas sektor, di mana solidaritas dan kemanusiaan menjadi nilai utama yang melampaui batas negara. (DG)





Posting Komentar