Selamat Jalan Sang Guru Kehidupan: KRHT Tarnama Sinambela Kusumonagoro, Warisanmu Abadi di Hati Kami
JAKARTA, RajindoNews.com - Tangis haru dan doa penuh syukur mengiringi kepergian sosok yang begitu berarti bagi dunia pendidikan Indonesia, Prof. DR. Kanjeng Raden Hario Tumenggung (KRHT) Tarnama Sinambela Kusumonagoro. Pendiri Universitas Mpu Tantular dan Yayasan Budi Murni Jakarta itu berpulang pada Minggu, 15 Juni 2025, di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta.
Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam di lingkungan sivitas akademika Universitas Mpu Tantular. Jenazah disemayamkan di kampus yang ia dirikan di Cipinang Besar No. 2, Jakarta Timur tempat yang menjadi saksi dedikasi hidupnya dalam mencerdaskan bangsa.
Dalam suasana penuh belasungkawa, para dosen, staf, dan mahasiswa hadir menyampaikan penghormatan terakhir. Mereka menyatu dalam ibadah penghiburan yang berlangsung khidmat dan mengharukan.
Dipandu oleh Pahala Sinambela, ST., MT., acara diawali doa pembuka oleh Paiman Pardede, SE., MM., dan renungan rohani dari Pdt. Dr. Menari Sitohang. Dalam renungan itu, terselip makna mendalam: “Orang yang meninggal dalam iman dan kebaikan akan menerima mahkota kehidupan.”
Rektor Universitas Mpu Tantular, Prof. Dr. Ratlan Pardede, beserta jajaran pimpinan kampus seperti Riston Marpaung, SH (BPH), Dr. Herbet H. Siahaan, ST., MT (Warek Akademik), dan Ir. Rodeyar S. Pasaribu, M.Si (Warek Non Akademik), turut hadir memberikan penghormatan. Tidak tertinggal pula seluruh dekan dan sivitas akademika lainnya.
"Almarhum adalah sosok bersahaja, berdedikasi, dan menjadi teladan tak tergantikan bagi kami semua,' ungkap Dr. Suyud Margono, Dekan Fakultas Hukum.
Suasana haru pun tak terbendung saat keluarga yang ditinggalkan, di antaranya Budi P. Sinambela (Ketua Yayasan Budi Murni) dan istrinya Dewi Christina Sitorus, serta Juniety Dame Purba, istri dari almarhum Santo MP Sinambela, hadir dengan ketegaran. Air mata yang mengalir tak dapat disembunyikan, sebagai tanda cinta dan kehilangan terhadap sosok ayah, mertua, dan kakek yang penuh kasih.
Dalam kesedihan, terlihat juga kehangatan dan solidaritas dari keluarga besar Universitas Mpu Tantular. Kehadiran semua elemen kampus menggambarkan nilai kekeluargaan yang telah diwariskan almarhum: nilai kasih, kebijaksanaan, dan pelayanan yang tulus.
Kini, beliau mungkin telah berpulang, namun warisan nilai, ilmu, dan kasih sayang yang ditinggalkannya akan tetap hidup, tumbuh dalam hati generasi penerus bangsa.
Selamat jalan, Bapak Pendidikan.Langit Jakarta mungkin mendung, tapi surga bersukacita menyambutmu.(DG)
Keluarga almarhum, dengan mata sembab namun tegar, menerima ucapan belasungkawa dari sivitas akademika mencerminkan ketabahan dan cinta yang tak lekang oleh waktu.
Posting Komentar